Saturday, September 06, 2014

Alhamdulillah..

Fabiayyi ala irobikuma tukadziban.
Seperti penggalan suratNya, Nikmat mana lagi yang hendak kau dustai wahai hamba?

Saya meminta pasangan hidup, Allah siapkan, Ia suguhkan, Ia tampilkan.
Saya meminta ketengan hati bersamanya, Allah berikan, tanpa celah.
Belum cukup, saya meminta seorang anak, Allah-pun segera memberikannya, Ia tanamkan janin di rahim, Ia kabulkan semua doa, Ia ciptakan semua keinginan. NikmatNya yang mana akan sanggup untukku dustai? Allahu Akbar.

Sebelum menikah beberapa kali saya pernah berucap "pengen cepet hamil deh, pengen langsung punya anak". Agak sedikit nakal, beberapa kali juga saya mencari tau bagaimana cara cepat hamil setelah menikah. Ada yang bilang begini, begitu, minum ini, minum itu dan macem-macem deh. Ternyata itu bukan cuma keinginan saya saja, si calon suami juga sama, kita sama-sama mau langsung punya anak. Mulai dari cerewetnya dia buat selalu makan yang sehat, makan sayur dan buah, sampe disuruh minum susu program hamil. Waduuhhhh, malu rasanya beli susu itu saat belum menikah, tapi gapapalah namanya juga usaha. Dan usahanya kan masih halal. :)

Nikah, 1 Juni 2014. Yah itu tanggal pernikahan saya, di hari Minggu suami mengucapkan ijab kabul dan Alhamdulillah kami SAHHHHH. Huaaaaaaaa, lucu lagi nih setelah nikah, cara-cara yang pernah saya dan suami baca buat cepet hamil kami praktekan. Sampai ada istilah si "bantal cinta" loh di kamar kami. Wkwkwkwk. Ahhhhh, udah ahh yang ini di skip aja. =.=

Sejak masih pacaran dulu, suami sudah mengetahui siklus bulanan haid saya. Maka setelah nikah kami sudah mulai hitung-hitungan di mana tanggal subur ga subur saya. Hohohoho, yang ini emang bener-bener niat banget yah. Wahhhhh, tanggal 9 Juni 2014 adalah hari haid pertama saya setelah nikah, deg-degan, sampai saking niatnya sehari sebelumnya kami sudah siap sedia membeli testpack. Yahh, walaupun ternyata belum rejeki kami, "silahkan dicoba lagi bulan depan yah". Okeh, ga masalah, mungkin kami disuruh pacaran dulu sama Allah. Secara kan waktu pacaran kami ga lama.

Tiga minggu berlalu, dan waktu cuti kami habis. Saya harus kembali ke Baubau, suami harus kembali bekerja seperti biasa. Ini saatnya kami merasakan LDR setelah nikah. Semoga Allah memberikan kesabaran kepada kami berdua. Puasa pertama pun kami tidak dapat melaluinya bersama. InsyaAllah tahun berikutnya.

Memasuki bulan Ramadhan, dengan status telah menikah tapi hidup terpisah ternyata rasanya ga enak. Seperti melupakan kewajiban. Oh iyah, di awal Ramadhan saya pernah iseng bilang ke suami "sayang, semoga puasa tahun ini aku full yah". Terus dia jawab ringan "kalo puasanya full, kamu berarti udah isi tuh sayang". Hehehehe. Alhamdulillah, Allah mendengar doa kami. Tanggal bulanan saya haid lewat, dan saya masih lanjut berpuasa. Wuahhhhh, walaupun saat itu badan rasanya remuk ga karuan, tapi dikalahkan rasa penasaran pulang kantor langsung ke Apotik, "mbak, beli testpack". Di test, samar, pelan-pelan garis yang bawah muncul (garis ini ga muncul saat test bulan lalu), ada dua garis. Subhanallah, tanpa sadar saya menitikkan air mata. Terima kasih ya Allah, Kau percayakan pada kami.
Ada duaaaaa.. ^.^
Seminggu setelah testpack nunggu suami ke Baubau, akhirnya saya ke dokter untuk memastikan. Dan pas di USG, adaaaaaaa.. Ada kantung janinnya di rahim saya, Alhamdulillah. Walaupun baru kantung janin, insyAllah cepat besar yah Dek, cepat tumbuh. Begini rasanya ternyata ada seseorang di dalam tubuh saya. Kini kalau saya makan, dia juga makan. Yang saya minum, dia juga minum. Semua porsinya harus diduakali lipatkan nih. Hehehe
Alhamdulillah, selama kehamilan di dedek pintar. Mungkin dia mengerti yah kalo kami jauh dari Bapak dan keluarga lainnya. Jadi mesti mandiri yah, Dek. Makasih yah sayang udah bekerjasama sama Ibumu.