Wednesday, October 03, 2012

Air Terjun Moramo

Indonesia itu, dari Sabang sampe Merauke memang tidak ada habisnya! Tidak habis keindahannya, tidak habis misterinya, tidak habis keunikannya, tidak habis untuk diceritakan. Bagitu kayanya negara ku ini. :) 

Weekend kemaren, berkesempatan untuk menandangi ibukota provinsi Sulawesi Tenggara, Kendari. Tujuan awalnya sih kerja, tapi sayangkan jauh-jauh di tanah jazirah Celebes ini kalau tidak dimanfaatkan untuk mencari-cari kehabisannya Indonesia. :) Kalau kata pepatah "sambil menyelam, minum air".

Kendari, ibu kota Provinsi Sultra ini merupakan daerah yang terdiri dari daratan berbukit dengan dialiri sungai-sungai dan bermuara di teluk Kendari. Kota ini sudah cukup maju dengan pembangunannya. Tapi, bukan kota ini yang saya akan bahas. Jauhhhhh di sebelah Utara kota Kendari, terdapat sebuah Kabupaten yang terbentuk 9 tahun lalu. Kabupaten ini memiliki kawasan kantung-kantung air dan merupakan habitat satwa-satwa liar dan memiliki luas 451.421 ha. Kabupaten itu adalah Konawe Selatan atau biasa disingkat Konsel, bukan Korsel yah.. :p. 

Kenapa kantung air? Let's ceck out!

Jauh di sebelah Utara dari Kota Kendari, terdapat sebuah Suaka Margasatwa yang bernama Tanjung Peropa. Suaka Margawatwa ini sudah ada sejak tahun 1986 dengan luas 38.937 ha, cukup tua yah? 26 tahun yang lalu. Kawasan ini merupakan tipe hutan campuran non Dipterocarpacecae dengan komposisi hutan bakau, hutan pantai, hutan belukar, dan hutan dataran rendah  dan merupakan habitat satwa liar yang dilindungi, antara lain anoa, maleo, rangkong, rusa, dan bangau hitam. 

Menuju kawasan ini menghabiskan waktu 2 jam dengan jarak tempuh 70 km, dan perjalanan ini perjalanan yang sungguh W.O.W buat saya! :). Inilah yang dinamakan 'bujangan'. Makan, makan sendiri. Jalan, jalan sendiri. Kemana mana, yah sendiri juga. Sebenernya sih ga sendiri juga, cuma mengendarai sepeda motor sendiri dengan jarak tempuh yang ajaib ditambah kecepatan yang ga kalah ajaib plus plus jalan yang setengah ajaib, itu membuat saya terlihat sedikit ajaib juga :).

SM Tanjung Peropa merupakan salah satu unit pengelolaah Balai Konservasi Sumberdaya Alam Sulawesi Tenggara berada di Kecamatan Moramo dan Liantea, Kabupaten Konawe Selatan. Untungnya sepanjang jalan menuju lokasi ini hampir 80% beraspal, jadi dengan gaya sok Valentino Rossi verse cewe motor melaju 60-70 km/jam, hehehe. Tapi 20% lagi jalan berbatu, dan Valentino Rossi berubah jadi pembalap motor trail di jalur ini.

2 jam, akhirnya saya memasuki pintu gerbang memasuki kawasan. Saya membayar tiket masuk untuk 3 orang pengunjung ditambah 2 kendaraan roda dua, saya harus membayar Rp. 15.000,-. Penghasilan dari karcis masuk itu digunakan untuk pembangunan desa, daerah dan pengelolaan kawasan. Tapi sayangnya, mengapa tidak ada pungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di sana? bukannya itu masuk ke dalam kawasan konservasi yang dapat dikenai PNBP untuk penghasilan negara. *ahh sudahlah.. ^^~

Memasuki kawasan SM Tanjung Peropa, sudah disambut dengan aliran air yang cukup deras. Sungai yang dibuat permanen itu sebagai tanda, kalo sumber air di dalam hutan sana digunakan untuk kebutuhan air daerah di bawahnya. Berarti kantung air itu bersumber dari dalam kawasan ini, di air terjun Moramo.


Suaka Margasatwa Tanjung Peropa ^.^
Setelah melewati papan informasi SM Tanjung Peropa, dilanjutkan dengan jalan setapak dengan titik akhir di air terjun Moramo. Sepanjang jalan setapak saya disuguhi pemandangan hutan, poho-pohon besar, gemericik aliran sungai, kicauan burung dan derikkan serangga hutan. 20 menit dan sampai di titik terjun pertama air terjun Moramo, sekali lagi saya bergumam "Surga itu selalu indah, dan keindahan itu akan tidak mudah dijangkau". 2 jam perjalanan dengan single fighter-panas-debu-takut terbayar dengan kuasa Allah dan keindahan alam Indonesia yang tidak ada habisnya. Subhanallah

Jalan Setapak SM Tanjung Peropa, menuju Air Terjun Moramo
Air Terjun Moramo memiliki 7 undakan dengan ketinggian masing-masing 100 meter. Sayangnya hujan datang tepat dengan kedatangan saya di undakan pertama, iklim mikro di hutan ini sedang berfungsi, jadi 6 undakan yang lainnya terpaksa terlewatkan. masyarakat sekitar percaya air terjun ini merupakan lokasi mandi para bidadari khayangan, hal itu mungkin karena konturnya yang berundak-undak sehingga membentuk kolam-kolam permandian dengan kedalaman 1-2 meter.
Undakan pertama Air Terjun Moramo

Dan kantung air itu kedatangan bidadari, walaupun tidak mandi, mendatanginya saja saya menjadi bidadari yang ke khayangan. Indah!

Wednesday, March 28, 2012

the Salty lake, Napabale

Libur tlah tiba! Libur tlah tiba! Horeee.. horeee.. horeee.. 

Sambil menggumamkan lagu Tasya-Libur tlah tiba, menghentakkan kaki ke bumi, menyibak pagi dari tirai embun dan menikmati liburan. Dan tujuan liburan kali ini adalah suatu pulau di Sulawesi Tenggara, Muna island.

Berada di jazirah Tenggara pulau Sulawesi berarti berada di antara 651 gugusan pulau (2004). Negeri kepulauan ini terlalu berharga untuk tidak dinikmati setiap jengkal hamparan tubuhnya. Kali ini pulau Muna atau 'Wuna' dalam bahasa Muna yang artinya bunga. Sebuah nama adalah ekspektasi dari perwujudannya, pulau yang terdiri dari gugusan batu menyerupai bunga, gugusan karts.

Meninggalkan pusat kota Raha di pulau Muna, menyusuri 15 km ke arah desa Lohia, di sanalah saat mata memandang takjub. Hamparan air yang tertampung di sebuah cekung, biru. Prajurit-pajurit gagah penjaga danau mengitari sekeliling, hijau. Pecahan karang yang berhambur membentuk gugusan pulau, coklat. Warna-warni kuas yang tergambar pada coretan sampan sang nelayan, merah-kuning. Danau Napabale!
the hidden beauty of Napabale lake
the Salty Lake | Napabale 
ya, Danau Napabale, danau air asin yang terletak di kaki bukit desa Lohia, Kabupaten Muna. Danau ini bertetangga dengan selat Buton, dihubungkan oleh sebuah terowongan sepanjang 30 meter dan lebar 9 meter, keduanya pun saling bertemu. Selat Buton lah yang menyuplai air di danau ini.

Memiliki kisah sejarah cinta sang mantan raja pertama kerajaan Muna, Raja Muna I Bheteno Netombula dan permainsuri Wa Tandri Abe. Alkisah, sang permainsuri adalah gadis tidak dikenal tersesat di dalam terowonganyang ditemukan oleh warga. Raja yang melihat gadis itu terpesona oleh parasnya, maka dinikahilah dan menjadi permainsuri sang raja.

Pemandangan indah yang ditawarkan danau ini dapat dinikmati dengan berbagai cara, snorkeling, berenang, atau sekedar mengelilingi danau menggunakan sampan. Saya memilih untuk mengelilingi danau, dengan Rp. 25.000,- sebuah sampan nelayan dan saya puas ditakjubkan oleh hamparan keindahan dengan lenggokan bak foto model ala kadarnya.
Model Ala Kadarnya
 

Air yang tenang dan jernih dimanfaatkan oleh ikan-ikan untuk bernaung, terlihat scholling ikan-ikan kecil bergerombol berenang mengitari sampan yang saya naiki.  Mengelilingi danau Napabale seperti sedang berada di danau tertinggi, bukit-bukit yang mengelilinginya seperti tembok penahan si danau. Dan terowongan penghubung itu seperti mulut yang menganga mengalirkan asupan bagi si danau. Sayangnya air sedang pasang, sehingga terowongan tidak terlihat. Dan nelayan-nelayanpun hanya bergumul di sekitar danau memancing ikan seadanya.


Welcome to paradise.. Welcome to the hidden beauty..  

Friday, March 09, 2012

Telaga Banyu di Perut Bumi : Goa La Kasa

Menandangi Baubau, berarti menguak sejarah peradaban Indonesia. Kota yang terletak di  punggung sang Naga pulau Buton ini memiliki sejarah panjang peradaban Indonesia, salah satu penggagahnya adalah benteng Wolio yang disebut-sebut juga sebagai pusat pemerintahan VOC Indonesia-Timur pada masa itu.
Kota Semerbak yang menabalkan status kota pada tanggal 31 Juni 2001 dengan luas 221 Ha berkacak di perairan selat Buton, lokasi strategis sebagai pusat pertahanan Kesultanan Buton saat itu. Tak heran peninggalan-peninggalan budaya dan sejarah banyak tersimpan di bumi Baubau.

Terpaan pendar mentari bulan Januari disertai desiran bayu di musim penghujan menghangatkan kota Baubau, mengiringi setiap senti menapaki sejarah kota ini. Tiga puluh menit mengendari motor pinjaman, akhirnya sampai di sebuah tikungan dengan informasi "Goa Lakasa".
Here, I'm! Goa Lakasa 
Mengapa La Kasa? yah, La Kasa sebenarnya adalah nama orang, Bapak Kasa si penemu goa ini dan La adalah nama imbuhan untuk lelaki pada masyarakat Baubau.  Maka, jadilah orang menyebutnya dengan goa La Kasa.  Pak Kasa setiap harinya selalu berada di mulut goa ini, terkadang membantu pengunjung untuk menyusuri goa. namun sayang, pak La Kasa tidak di lokasi saat saya ke sini.

Goa La Kasa atau masayarakat Baubau lebih mengenalnya dengan pemandian La Kasa yang terletak di kelurahan Sulaa, kecamatan Betoambari, Baubau. Memasuki goa ini, berarti memasuki perut bumi. Cahaya pendar remang senter yang terbatas, menuntun saya memasuki mulut goa yang mungil ini, nampaknya Ia tak mau mengagakan sedikit bibirnya, sehingga memaksaku memasuki dengan memiring-membungkukan badan dan terus berjalan teliti.
memasukinya...
Goa yang gelap, tanpa penerangan, dan saya datang dengan tanpa membawa perlengkapan meng-Goa. dengan sandal jepit licin, tanpa senter, tanpa lilin, tanpa helm. Akhirnya dengan senter pinjaman pengunjung sebelumnya, nekad-lah saya memasuki si perut bumi ini. 

Memasukinya disambut stalagtit menjuntai seperti lilin terbalik yang menitikan tetes air di sumbunya. Tapi sayang, lalu lalang pengunjung menggagalkan tetesan di bawahnya untuk tumbuh menggapai asalnya. Terus menjelajahi si perut goa dan terus terpana. Stalagtit dan stalagmit goa ini bervariasi mulai dari seperti tetesan lilin, cengkraman, kristal-kristal equilibrium, dan semuanya memukau. Saya tiidak merasakan panas di dalam goa ini, justru sensasi dingin dan sejuk yang menjumpai, mungkin karena air di dalam goa ini. 
Stalagtit gapura penyambut di perut bumi
the awesome :D
seperti ingin mencengkram
Equibrilium
meleleh seperti rasaku ^^
Untuk mengakhiri menuju pangkal goa La Kasa tidak memerlukan waktu yang lama, hanya 15 menit. Goa dengan kedalamam 100 meter ini memiliki genangan air yang jernih seperti telaga, dan inilah mengapa disebut pemandian La Kasa oleh masyarakat. Air di goa ini merupakan air tawar dan dingin. Masayarakat menuturkan, air goa ini tidak pernah kering, walaupun di musim kemarau sekalipun, dan air tersebut dapat mencukupi keperluan air untuk warga sekitar. Berkah alam.

Telaga Banyu di perut bumi Goa La Kasa
Pemerintah telah menyadari potensi goa La Kasa ini, maka pada tahun 2010 telah dilakukan pemugaran pintu masuk goa, sehingga pengunjung dapat memasuki dengan mudah. Lampu-lampu taman dengan aliran listrik juga terpasang di sepanjang jalur penyusuran goa, hal ini memang memudahkan saat memasuki goa. hanya saja, jadi kurang alami dan berpotensi menghantarkan listrik yang dapat membahayakan pengunjung.

Menyusuri goa La Kasa, pengalaman yang menakjubkan. Di perut bumi sekalipun, keindahan masih ditemukan. Dan manusia selalu berusaha menguaknya. Walau dengan cara sederhana.
kami, manusia yang terus menguak alam  dengan sederhana ^^

Wednesday, March 07, 2012

mamahku kader loh sekarang.. ^^

Mamahku.. ahh, sekian lama di sini gw ga pernah yah cerita tentang wanita yang satu itu..
Mustamiroh namanya, kalo untuk ukuran nama jaman sekarang terdengar seperti pembantu yah. Emang iyah sih, atau malah terdengar seperti nama-nama pembantu di film atau sinetron 'bi Iroh'.
Dan dengan usilnya gw dan ade-ade gw suka memanggilnya dengan sebutan itu. hehehe.. pisss mamahhh #cium
Tenang, tenang.. mamahku pasti ga akan marah ko, dia cuma bilang gini: "itu nama bagus tau! liat tuuh di alquran.. ada artinya.. terus menerus.. biar rejekinya terus menerus turun". Kalo udah ngomong gtu gw cuma bilang "aminnnnnnnnn".

Oiya, mamah tuh katanya bisa menerawang pikiran, kejadian masa depan. dari mimpinya, dari pandangannya, dari firasatnya. Dan karena kelakarnya kalo mulai ceramah di depan gw sama ade-ade gw, makanya gw menyebutnya si 'Iroh Edan' (terispirasi dari Lia Eden). hehehehe :* #cium lagi ahh. 

Mamah waktu muda? ish, jangan ditanya! Gaooll, Okem, Preman, Terkenal.. ahh pokonya tenar deh..
Mulai dari gaya dari ujung rambut sampai ujung kaki pake trend masanya. Rambut, jangan di tanya! trend rambut ngembang kribo panjang pas tahun 80-an lagi in in nya. Muka, sangar dengan dandanan khas mbak Trie Utami. Gaya baju, beuhhh trendy deh! mulai dari gaya kembung-kembung, rok, baju warna-warni, bunga-bunga, blezer-blezer. Aksesoris, lengkap! anting-antingan imitasi yang warna-warni sesuai warna baju, gelang dukun yang gede warna-warni. Ahh, pokonya nyokap gw biar jelek tapi banyak yang suka katanya : p .

Yahhh, tapi itulah mamah muda dulu. Energik, bak seorang satria siap sedia. Dan sekarang sedikit nurun ke gw kayanya. Hehehe..
Dan sekarang mamah sudah tua, umurnya tahun ini memasuki 49 tahun, tapi dia selalu keliatan muda buat gw.. selalu terlihat cekatan, terlihat optimis, walaupun mungkin pusing bener ngurusin rumah, keluarga dan sebagainya. (ahhh jadi kangen, pengen nangis). Tapi emang bener, menurut gw nyokap terlihat lebih muda dari temen-temennya yang lain, yang seumur dengannya. #allways love you mom :*

Mamah itu seorang ibu rumah tangga yang teladan. Ngurus rumah, Ok!. Ngurus anak, Bisa!. Ngurus suami, ga masalah!. Ngurus ekonomi, Bisa sambil merem melek (sing sabar mom). Pokonya yang gw tau, gw liat dan gw sadari, nyokap gw selalu bisa menghandle semua masalah di rumah. Mulai dari anak-anak yang bengal, bandel, susah diatur, makan ati, dan sebagainya. Ditambah sakit-sakitannya bokap gara-gara asep rokonya yang berlebih di masa muda dulu (baca: Bengek aka Astma). Mikirin gaji bokap yang ga gede-gede amat buat semua keperluan rumah tangga, kata nyokap "kalo pas gajian tuh bikin gw pusing aja, cuma numpang buat diatur-atur". Dan segala tetek bengek lainnya yang kadang kalo gw liat nyokap, kasian yah nenek tua itu.. : p . Hebat sekali kan nyokap gw?.

Anaknya mamah sekarang udah gede-gede, malah kasian.. kesepian di rumah. Anak perempuannya Feby yang paling gede, paling cantik, paling manis, kerja jauh banget. Anak keduanya, Hasyibulloh aka Iwan sibuk kuliah, sibuk organisasi, jarang di rumah, cuma numpang tidur-makan doang. Anak bontotnya, Putra jarang banget di rumah, demen kluyuran, doyanan maen daripada kuliah, sambil kerja juga jadi pol PP di pasar. Suami satu-satunya rutin tiap pagi berangkat ke kantor, pulang sore. Jadi, "mamah kalo siang kesepian, ga ada temen, jadi lemes, bete", itu katanya kalo lagi cerita di telpon.

Mamah tuh doyan ceramah, hobi nasehatin, kalo setiap nelpon gw tuh pasti banyak banget petuah-petuah dari sang mamah. Biasanya petuahnya seputar "jaga kesehatan yah Feb, sholat-ngaji jangan ditinggal, hemat rajin nabung jangan jajan barang ga penting, cari suami, cepet nikah mamah udah tua nih pengen punya cucu dan cerita-cerita seru lainnya", dan jawaban gw cuma "iyah, iyah, iyah, iyah, iyah mamahku sayangggg" :*

Keluhan nyokap gw makin jadi sekarang-sekarang, kesepian Feb bosen di rumah mulu. Yaudah, dengan sok bijak sekarang gantian gw yang nasehatin, hihihi "maen dong mah, mampir-mampir ke Jakarta, liatin cing-cang di sana, ikut kegiatan di RT kek". Dan terakhir, semalem tadi nyokap telpon. Gini nih percakapannya.

Mamah : "Feb, gw sekarang udah jadi kader dong" kayanya sambil lagak bangga gitu.
Gw : "Kader apaan mah? partai? gaya bener udah kaya Iwan aja"
Mamah : "bukan, kader lansia pondok aren"
Gw : "huahahahaha, mamah udah tuaaaaaaa.. udah jadi nenek-nenek jadi anggota lansia pndok aren"

Dan mamah gak  akan pernah marah kalo gw ledekin tua, jawabannya pasti "emang udah tua, udah jadi nenek-nenek, makanya lu cepet kawin, biar nenek tua punya cucu", Ahhhh.. mamah ke situ lagi.

Mamah : "Nanti gw mau lomba Feb, lomba kaya cerdas cermat gitu"
Gw : "ishh, mamah gaya ihh"
Mamah : "Tapi gw bego banget dah, belet! ga masuk-masuk otak gw belajar juga"
Gw : "Hehehe, kan udah pudul mah otaknya.. :p. Ayoo belajar yg bener, biar menang mah"
Mamah : "iyah, nih gw lagi rajin diajarin sama ibu Camat, ibu Lurah, pokonya belajar deh"

Dan mamahku yang sudah tua itu, tetep semangat menjalani hari menjelang makin tuanya, seenergik dulu, segiat dulu, dan itu mamahku, mamahku tersayang, panutan gw!. I'll do best for you mamah-papahku :*

Mamah cantik dan anak cantiknya ^^

ciummm mamahkuuuu :*

Wednesday, February 29, 2012

di ujung Pebruari


Mengejutkan!
Pagi itu bagi saya adalah pagi yang mengejutkan. Pebruari, sebenarnya ini bulan yang saya sukai, bukan karena ada tanggal hari saya terselip di bulan ini, tapi karena Pebruari ini si bulan singkat (gajiannya lebih cepat \(^,^)/). Ahh, 27 Pebruari ini adalah hari yang saya khawatirkan selama hampir setahun saya di instansi ini, “Pelantikan Pejabat Eselon III Kementerian Kehutanan”. Judul headline itu terus bermunculan di kepala, berharap nama seseorang di sana tidak akan tercantum sampai lima tahun saya di sini.
Sepertinya doa saya tidak cukup kuat untuk menahan beliau, hari itu rasanya risau, gelisah (lebay yah). hehehe.
Pagi itu, dengan semangat saya membuka website yang mencantumkan tragedi memilukan buat saya, di print bukan maksud hati karena senang, tapi meyakinkan kalau nama beliau benar tercantum. Dannn, benar namanya ada! :(

Benar saja, dugaan, firasat dan semua rasa-rasa aneh saya menjelma nyata.. Begini beritanya:
"Pada Pelantikan Pejabat Eselon III Kementerian Kehutanan pada tanggal 27 Pebruari 2012 itu, Kepala Balai saya.. yah! Kepala Balai Taman Nasional Wakatobi, bapak Wahju Rudianto, S.Pi., yang emang udah cukup lama (5 taun) di Baubau ini, namanya tercantum di jelas menempati jabatan barunya."

Egois kalo saya tidak merasa senang, tapi munafik juga kalo saya tidak merasa sedih. Saya senang atas jabatan barunya, mungkin dengan jabatan baru itu beliau lebih maju berkarir lebih baik, tapi.... saya harus sedih dengan lokasinya yang di Ibu Kota Jakarta itu.


Seperti kata beliau dalam status media sosialnya: "Bang Toyib kembali, setelah 5 kali puasa, 5 kali lebaran". Dan ungkapan itu cukup menjelaskan, betapa ingin pulangnya beliau. :)

Yahhh, begitulah mungkin hidup. Saat pertemuan, harus siap akan perpisahan. Saat bahagia, jangan lupa kalau sedih juga ada. Saat datang, suatu saat nanti akan ada kepergian. Semua berputar, semua mengarus mengikuti alur.

Saya, Kami di sini, di Taman Nasional Wakatobi, di Rujab Bapak dulu, di kantor ini hanya dapat berjabat tangan. Jabat tangan selamat, selamat atas sukses, selamat atas kepulangan. Jabat tangan terimakasih, terimakasih atas dedikasi, terimakasih atas bimbing, terimakasih atas semua rasa tercurah. Jabat tangan doa, doa bagi Bapak, doa bagi kami, bagi saya.

Wednesday, February 08, 2012

|pariwisata wakatobi|tulisan ngawur|hanya ungkapan saya|


Berkembangnya pariwisata alam yang berkelanjutan akan membantu upaya konservasi pelestarian di kawasan tersebut, melalui pengenalan sumberdaya penting dan penyadartahuan baik kepada pengunjung maupun masyarakat setempat.  Selain itu, dengan adanya pengembangan pariwisata alam juga akan mendorong pencapaian target kinerja Balai Taman Nasional Wakatobi bidang PHKA, yaitu peningkatan pendapatan masayarakat sebesar 18% per kepala keluarga melalui pemberdayaan masyarakat, karena dengan berkembangnya pariwisata alam yang semakin pesat akan membawa implikasi semakin banyaknya jumlah wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata alam. Hal tersebut akan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat melalui usaha-usaha produktif yang mendukung kegiatan pariwisata di dalam kawasan.
Oleh karena itu, mari geliatkan pariwisata Indonesia. Indonesia tumbuh, maka kawasan di dalamnya juga akan tumbuh! Semangat Febong, kamu bisa.. kamu bisa! Mau dapat yang indah itu tidak melulu indah, sakit, susah, pedih akan dibayar dengan keindahan. Sulit, memang sulit. tapi bukan berarti ga bisa kan?
Go.. Go.. Go Feby! \(^.^)/

Tuesday, January 31, 2012

Present: Ditha, Wawa, Feby dan Rike||we're NEW


Berdasarkan SK Menhut nomor SK.700, 710, 711 dan 1135/Menhut-II/Peg-2/1-2011 yang mengharuskan 4 (empat) orang gadis belia menjalani hari-hari selama 5 (lima) tahun ke depan di Balai Taman Nasional Wakatobi. Berikut masing-masing gadis belia tersebut:
Dita, Wawa, Feby, Rike
1. Nindita Ayu Kartikasari, A.Md.
Nindita Ayu Kartikasari atau biasa di panggil Ditha, Nindut, Ninditut.
Lahir di Solo pada tanggal 21 April 1987, dari lahir sampai SMA di Solo baru saat kuliah hijrah ke Yogyakarta.
Ka Ditha saya biasa memanggilnya, adalah almamater dari jurusan Ekonomi Akuntan Universitas Gajah Mada  pada tahun 2008.
Berdasarkan SK. 710/Menhut-II/Peg-2/1-2011, Jabatan pekerjaan di Balai Taman Nasional Wakatobi sebagai Verifikator Keuangan.
Sifat, kalau dari sifat, ka Dhita adalah orang yang dewasa, ngemong (mungkin karena usianya paling tua), solutif, dan medokkk bener Jawanya (hihi ^.*v)
Nindita Ayu Kartikasari
2. Marwah
Marwah singkat bukan namanya? Marwah biasa dipanggil Wawa atau marwah.
Lahir di Kendari tepatnya di Rate-rate pada tanggal 19 Januari 1988.
Wayway adalah mantan mahasiswa jurusan Ekonomi dan  Akuntansi di Politeknik negeri Ujung Pandang dan berdasarkan SK. 711/Menhut-II/Peg-2/1-2011, jabatan pekerjaan di Balai Taman Nasional Wakatobi sebagai Verifikator Keuangan (sama ka Dhita)
Kalau Wawa orangny pendiam dan cenderung nurut, paling kalem dan awal-awal suka malu-malu (tp sekarang sih enggak :p).
Wayway temenku nonton spongebob.. musuhnya Rike dan ka Dhita.. wkwkwk ^^
Marwah
3. Rike Oktaviani
Rike Oktaviani biasa dipanggil Rike, Riceuh (rieweh kali yah) tapi gw manggil dia neng.
Lahir di Bogor pada tanggal 20 Oktober 1989. Dari lahir sampai kuliah selalu di Bogor (sama ama saya)
Rike personel paling muda di tukikers wakatobiers (hahay, namanya group ngarang) jadi maklum kalo sifatnya sedikit manja, petakilan, pecicilan, cerewet (halah rempong deh) :p
Rike mantan mahasiswa jurusan Ekowisata Program Diploma IPB tahun 2010.
Berdasarkan SK. 700/Menhut-II/Peg-2/1-2011, jabatan pekerjaan di Balai Taman Nasional Wakatobi Perencanan Program dan Evaluasi. 
Rike Oktaviani
4. Febyanti Muthia Anggraeni
Febyanti Muthia Anggraeni atau biasa dipanggil Feby, Feby Jolie, Feby manis (hwahaha #ngarep)
Lahir di Bogor pada tanggal 17 February 1988, dari lahir sampe lulus kuliah di Bogor (merantaunya kejauhan).
Feby lulusan Program Diploma IPB Jurusan Ekowisata yang lulus pada tahun 2009 dan berdasarkan SK. 1135/Menhut-II/Peg-2/1-2011, jabatan pekerjaan di Balai Taman Nasional Wakatobi sebagai Perencanan Program dan Evaluasi.
Feby itu orangnya kalem (pitnah), ga banyak omong (pitnah), petakilan, ya gitulah.
Febyanti Muthia Anggraeni
Lihat, kami manis-manis kan? Nih, aktivitas kami selama di Baubau 9 bulan terkahir ini:
Pamer seragam baru, pamer badge :p
Nirwana beach, ayoo berenang ^^
Hanggar, potrait kami dong..
say: peteeee :)
ini di pete-pete, tapi masih sempet poto-poto

mari makan.. 
heiii. that we are
Kondangan, ke undangan.. 
ini kamiiii.. ^.* salam kenal..
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Bersama, senasib, serumah, sepenanggunang, sekantor..
Bersama, menjalani lima tahun yang ajaib..
Bersama.. pasti indah.. ^.^



BUNGI just B-U-N-G-I and its a wonderful waterfall

Selamat pagi, semangat pagi!
Karena jalan-jalannya saat libur Imlek kemaren, jadi Happy Lunar New Year yaahhhh.. (hehehe, telatt bener) 
Postingan kali ini tentang indahnya air jatuh Bungi yang tersembunyi.  yah, tersembunyi di antara semak-semak dedaunan dan jalan setapak.

Air jatuh Bungi terletak jauh di belakang air terjun Tirta Rimba. Di mana lagi tuh air jatuh Tirta Rimba? ayooo jalan-jalan di blog saya, nanti ketemu deh.
Air jatuh ini letaknya memang agak tersembunyi hanya sedikit orang yang mengetahui keberadaannya, karena akses jalan menuju air jatuh Bungi juga agak sulit dan tidak terlihat.

Sebenarnya orang lebih mengenalnya dengan pemandian Bungi, karena sungainya memiliki kolam-kolam batu bertingkat dengan tampungan debit air dengan kedalaman setiap kolam antara 1-4 meter.  Air jatuh Bungi terletak di kecamatan Bungi kota Baubau, sekitar 10 km dari pusat kota Baubau. Menuju air jatuh Bungi dapat ditempuh dengan kendaraan darat selama 10 menit dari pusat kota, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 1,5 km.  Di lokasi ini jangan mencari papan interpretasi tentang air terjun, papan petunjuk jalan saja tidak ditemukan. Pengelolaannya masih sederhana, baru sebatas sampai air terjun Tirta Rimba saja. 

Obyek wisata ini berada di lokasi hutan yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumberdaya Alam Sulawesi Tenggara, tapi yang terlihat selama ini tidak ada pengelolaan dari BKSDA Sultra.  Semua fasilitas dan pengelolaanya di kuasakan oleh pemerintah kota Baubau dan masyarakat. Yah, inilah salah satu pengelolaan kawasan di Kementerian Kehutanan, benturan kepentingan antara ekonomi dan konservasi. 

Okeh, common ceck this picture:
Jalan menuju Air jatuh Bungi
nih, kolam-kolam pemandiannya
Present : Air Jatuh BUNGI
Saya suka di sini, pengunjungnya masih sedikit karena aksesnya memang belum tersedia. Tapi begitukan seharusnya berada di alam? sepi, nikmati, senang. ^.^ Karena masih sepi, jadi bebas mau melakukan apa saja. tapi, tetep jaga alam yah.. ^^

Mau mandi di kolam? Bisa!
Bertapa ataupun melamun? Bisa juga ko!
mau foto ala-ala prewedd? Bisa! (hwahaha *ilustrasi*)
atau sekedar photo landscape? Bisa!
mau di foto kaya gini, juga Bisa! *jangan liat perutnya*
Setelah lelah menikmati air tawar di pulau ini, lanjut makan jagung bakar. Sekitar 2 km dari air jatuh Bungi, terdapat banyak warung-warung bilik yang menyediakan jagung bakar/rebus dan minuman ringan. Harganya cukup terjangkau, hanya Rp. 2.000/buah.  Tapi memakan jagung di sini jangan dibanyangkan seperti Puncak, rasa jagungnya tidak manis alias hambar dan sedikit keras. Sekali lagi dan tidak ada pilihan rasa selain plain (hambar), tapi jangan khawatir sudah disiapkan sambal dan garam jika mau rasa lain. ^.^
Jagung.. jagungg..
---------------------------------------------------------------------------------
Di sini, baru secuil rasa terkuak..
mendendangkan irama-irama cita..
menenggelamkan gundahku..
Di sini, aku menikmati alamku.. ^.^

Wednesday, January 25, 2012

Ebby, Feby dan Wakatobi

Okeh, siang bolong ini saya bingung mau apa. Pegawai sejenis saya ini begitulah nasibnya, terlalu santai, mungkin sebentar lagi penyakit 'bodoh' akan datang menggerayangi. :(
Liat-liat folder, ternyata ada kisah reuni antara Ebby dan Feby di Wakatobi. Bagus yah bi-by semua akhiranya.. :D

18 Nopember 2011
Kedatengan tamu asal Balikpapan yang kenalan di Jakarta dan sekarang lagi ikut suami di Makassar pengen jalan-jalan di Wakatobi : Ebby a.k.a Robiyah (by nama lu jadul banget sih) hehehe pissss.. ^^V
Perjalanan ke Wakatobi kali ini bukan buat kerja! pure, murni saya mau liburan. Tepatnya nemenin temen saya liburan. :D
Setelah penyusunan rencana, anggaran, plan A, plan B sampe plan Z dibikin, perjalanan reuni antara Feby dan Ebby di Wakatobi pun di mulai.. hihiy

Jumat sore, Feby dan Ebby berangkat dari Baubau menuju Wanci dengan menaiki Kapal Motor Rico Tompaty (hehehe, bukan,,bukan. KM Rico Saputra). Atas pertimbangan kebersihan, kepengapan Feby dan Ebby memilih untuk tidur di luar (kelas ekonomi, ga pake kamar) biar adem dapet angin sepoy-sepoy langsung dari luar dan kasurnya lebih bersih terbuat dari calk ketimbang di kamar yang kasur kapuk.
Perjalanan malam cukup menyenangkan, yah... karena saya gampang tidur *pelor* jadi dengan gampangnya saya tidur selama 8 jam perjalanan. Sampai tidak terasa fajar mengintip, tapi agak sendu.
Ebby memandang sunrise di ujung palka
19 Nopember 2011
Pukul 07:00 waktu Wanci, kapal sandar dengan selamat di pelabuhan Mola. Tujuan pertama adalah pulau Hoga di Kaledupa, maka perjalanan di lanjut menggunalan speedboat reguler menuju Kaledupa dengan biaya Rp. 50.000/orang (kalo mau langsung ke Hoga bisa dilakukan, bilang saja sama ABK untuk berhenti di Hoga).  Jam 12:00 waktu Kaledupa speed sampai di pelabuhan Lagiwae, tepat 1.5 jam perjalanan Wanci-Kaledupa.
Sebelum ini-itu, saya mampir dulu ke kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II yang terletak di kecamatan Lagiwae-Kaledupa. Ba-bi-bu sama teman-teman lapangan, izin sama kepala seksi, yang tentunya.. beli karcis masuk taman nasional dong (buat pemasukan negara, PNBP) Rp. 2.500/orang untuk wisnus, Rp. 20.000/orang untuk wisman, sambil leyeh-leyeh di rumah kepala seksi yang kepalanya benar-benar seksehh (baca: botak). hihihi.. pisss ahh pa Sugeng.. ^^

Jam 3 sore air pasang, Feby, Ebby dan tim langsung terjun ke TKP --> Hoga island \\(^.^)//
Feby dan Ebby adalah generasi 'himagifo' kalo dulu singkatannya HImpunan MAhasiswa GIla FOto, sekarang HImpunan MAnusia GIla FOto. Cekidot -->>
Ebby di atas Songampa
ga mau kalah, sampe minjem scraftnya buat foto2 juga :p
15 menit meluncur menggunakan Songampa dari Kaledupa, sampailah kami di pulau Hoga. Gradasi warnanya bagus, birunya laut, hijaunya cemara, putihnya pasir ditambah bercak coklatnya guguran cemara. Soo beautiful!
Hoga island, welcome to paradise ^^
Ebby emang jago renang, hampir setiap minggu. Tapi buat diving, ini pertama kalinya buat dia (tenang by, ada pa La Sahari yang baik hati akan mengajarinya).  Okeh, karena ini pertama kalinya Ebby diving, jadi mesti ada briefing pengenalan alat, metode dasar, dan rileksssssss.
Pengenalan alat.. itu regulator by..
Ayoo pake finnya.. siap nyeburrr..
Nyeburrrrrrr.. ^^
saya juga siap nyeburrrr..
tarik pa Saharii.. ajak jalan2 di laut ^.*
selamat yah by.. \(^.^)/
Cukup 2 jam berkeliaran di bawah air dive site Hoga Channel, setelah itu ayooo jalan-jalan dulu di pulau Hoganya. Lihatlah keesksotisan pulau Hoga..  
Pulau Hoga bagian belakang.. 
Ebby, pasir, sunset dan Hoga
Cemara laut di gate Hoga island
menanti senja.. 
welcome to Hoga island ^^

Oiyah, di pulau Kaledupa banyak orang-orang suku Bajo yang tinggal, paling banyak di pulau ini. Sekalian jalan pulang ke rumah, kami melewati perkampungan orang-orang suku Bajau. 
Yang dilihat backgroundnya yah.. Bajau village
Okeh, hari ini sungguh sungguh melelahkan yang keren. Saya senang, karena Ebby puas.. Alhamdulillah ga kecewa untuk tamu pertama dan semata wayang yang saya bawa sendiri ini.  Malam ini cepat tidur, cepat menanti esok untuk keindahan lainnya di pulau Wangi-wangi.

20 Nopember 2011
Wake up.. wake up Ebby! Jika ingin ke Wanci dari Kaledupa saya harus bangun jam 5 langsung berangkat ke pelabuhan Lagiwae, kalo kesiangan.. selamat tinggal anda akan ditinggal speedboat reguler dan harus berangkat besok paginya lagi.
# sekilas info : Armada speedboat reguler rute Kaledupa-Wanci hanya beroperasi sekali setiap harinya dan berangkat pada pagi hari (mumpung masih pasang, kalo air surut ga bisa jalan) dengan biaya Rp. 50.000/orang. Tapi kalau sudah ketinggalah speedboat, masih ada kapal kayu, hanya saja waktu perjalanan menjadi lebih lama 1 jam dari waktu jika menggunakan speedboat yang hanya 1-2 jam.

Harus saya infokan juga perjalanan kali ini saya dan Ebby apes pess pesss.. ini nih keapesannya:
1. kanyanya speedboatnya udah ontime deh jalan jam 5 dan lautpun masih pasang. Tapi emang dasar apes, speedboat yang saya naikin terjebak surt air laut dan ga bisa melaju, sehingga harus ganti neik kapal kayu.
2. Jarak dari tempat terdamparnya speedboat kami ke kapal kayu cukup jauh, jadi denan terpaksa saya dan Ebby harus naik perahu nelayan kesilnya suku bajau 'tinting'. Sumpah oleng, dan saya hanya diem ketakutan. :(
3. Dannn otomatis, waktunya jadi lebih lamaaaaaa sampai ke Wanci. Yang seharusnya jam 8 kami sudah tiba, ini jam 10 baru sampai di pelabuhan Wanci
4. Berita buruk selanjutnya. Tersiar kabar kalo bulan ini adalah titik surut terendah, sooooo.. sekali lagi, kapal kayu yang saya naikin tidak bisa melaju sampai ke pelabuhan dan sekali lagi saya dan Ebby darus naik kapal nelayan kecil 'tinting'
Okeh, tidak masalah.. ini hanya trouble yang diluar rencana yang kemungkinan terjadinya kecil, yahh karena kami sedang apes jadi Alhamdulillah yah.. *syahrini modeon
Eh, tapi lumayan loh, jadi dapet sunrise di Kaledupa.. nih hasilnya:
Sunrise di Kaledupa
Sebenarnya setelah diving di Hoga, saya dan Ebby maunya diving lagi di pulau Kapota, tapi karena waktunya sudah mepet.. goes to Plan B : puter-puter pulau Wangi-wangi.
Dengan dianter pasukan berkuda motor pak Lakuja dan Imran, saya dan Ebby memuaskan diri melihat Wanci dari ujung ke ujung. Lets follow me.. its so fun!
1. Benteng Liya
Benteng Liya salah satu obyek wisata sejarah yang terdapat di pulau Wanci, sekitar 15 km dari pusat kota Wanci dengan menggunakan kendaraan darat. Kenapa namanya 'liya', diambil dari sebuah semur (liang) yang ajaib. Kenapa ajaib, karena di sumur inilah dulu seorang anak kecil bersembunyi dan saat keluar ia tetep muda tidak berubah sedikitpun, padahal itu sudah berjarak ratusan tahun semenjak kejadian itu.

liang yang menjadi dasar penamaan Benteng Liya
ini bukan salah satu makhluk benteng Liya loh.. ^^V
2. Pantai Waha
Pantai Waha terletak di desa Cemara kecamatan Wanci. Menuju lokasi ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat dengan jarak 15 km dari pusat kota. 
Pantai Waha..
3. Pantai Jodoh
Pada pantai ini terdapat muara mata iar tawar, ada pertemuan air twar dari mata air dan air laut. Di lokasi ini biasanya sering digunakan masyarakat untuk mencuci pakaian dan mandi. Sayangnya, saat saya ke lokasiini, kondisi laut sedang pasang, jadi tak terlihat mana mata air tawarnya. :(
di sisi tebing pantai Jodoh
4. Patuno Resort
Patuno resort sebenarnya sebuah resort/penginapan milik bapak bupati Kab. Wakatobi, Hugua. Namun, untuk tamu yang ingin menginap juga bisa.  Kami tidak masuk ke dalam resort, jadi cuma foto-foto di pinggir resortnya aja.. hehehe..
melihat karang di depan resort.. walau hanya di pinggir :p

Senja mulai menurunkan tirainya.. 
Hanya menggoreskan siluet temaram..
Membiarkan jejak tertinggal, menapakkan rasa..

Menikmati serpih-serpih menakjubkan dari alamku..
Meninggalkan aroma puas dengan binar keteduhan..
Sayonara Ebby, sayonara Wakatobi..
(^.^)
puas liat Ebby puas ^^
Yeeeeee \(^.^)/ babay..