Wednesday, August 16, 2017

Jantung Hati-ku

"Belah saja dadaku!".
Ahh kalimat itu ternyata tidak terasa bualan buatku.
Jantung Hati-ku terbelah dadanya. 

Enam bulan setelah vonis Aluna mengalami kelainan jantung bawaan, berupa bocor jantung ASD ternyata tidak ada perubahan apapun. Malah vonis lebih berat yang kami terima, Aluna harus operasi untuk koreksi kelainan jantungnya. Dengan bedah jantung terbuka. Sekali lagi aku patah hati.

Minggu ini sungguh berat untukku, menampakan sedih di depan keluarga hanya menambah sedih untuk semua. Aku hanya pasrah dengan berlagak sok tegar.

Padahal dua minggu lagi Aluna mengijak usia satu tahunnya. Syukurku pada Allah, menitipkan Aluna pada kami. Tapi rasanya berita itu hampir menutupi rasa syukurku. Terkadang mengumpat dan menyalahkan. Aku hampir pada kufur nikmatMu.

Ahhh, Aluna. Begitu cerianya gadis ini. Berapa lamakah ceria ini tetap terpancar dari kelainan yang dialaminya?. Seperti bom waktu, aku tersadar. Aku tak bisa menghabiskan waktu dengan sia-sia. Aku harus cepat agar cerianya selalu terpancar.

Mencari, membaca, berunding dan akhirnya kami memutuskan. Aluna menjalani operasi seperti yang direkomendasikan dokter. Aku dan suami menguatkan hati dan tekad. Untuk saling ikhlas dan tidak saling menyalahkan. Untuk saling menguatkan atas semua keputusan. Karena ini ikhtiar kami.

Dua Puluh Empat Februari, aku, suamiku, mamaku, papaku, dan adikku mengantar Aluna ke Rumah Sakit Pusat Jantung Harapan Kita. Setelah mengurus administrasi, kami memasuki kamar perawatan sebelum operasi. Ahhh, Aluna senang. Disangkanya kami sedang berlibur di hotel, seperti yang dilalui jika ikut bersamaku bekerja. Disambangi sanak saudara, diajak bermain dan bercanda. Aluna tidak pernah tau apa yang akan terjadi padanya beberapa jam ke depan. 

Hingga tengah malam tiba, Aluna diharuskan berpuasa hingga pukul tujuh pagi saat operasi dilakukan. Kebiasaannya yang terbangun saat malam mencari "nenen" menjadi siksaan buatku. Berkali-kali aku harus menolaknya untuk "nen" dengan wajah ngantuk dan harap. Maaf Nak, Aluna harus sabar sayang. Aluna mungkin mulai menyadari, ini janggal mami. 

Pukul enam, suster datang memandikan Aluna. Setelah kehausan semalaman, kemudian disiram air hingga kepala. Tak terbayang suara tangisnya, pecah. Aku kembali patah hati. 

Aluna sadar ini janggal, Aluna hanya memelukku hingga tertidur. Maaf ya Aluna.

Pukul tujuh, detik menyeramkan terus bergulir. Entah aku seperti menyesali keputusan untuk mengoparasi Aluna. Aku takut kehilangan Aluna setelah detik detik ini. Aku takut. 

Pukul tujuh tiga puluh menit, kuantar Aluna ke ruangan operasi. Dingin. Ini kali kedua aku memasuki ruangan sedingin ini. Pertama saat melahirkan Aluna. 

Teringat cerita nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail. Aku rebahkan tubuhnya dimeja ramping itu, tangannya tetap mencekal tubuhku dengan rengekan "miiiiii". Ku lepaskan, kuusap rambutnya, kutatap matanya, kukuatkan hatinya, kuserahkan anakku pada dokter dokter itu, kupasrahkan jantung hatiku pada Allah, kuikhlaskan Aluna padaNya. Benar-benar ikhlas.

Dua Jam berlalu, aku mulai memasang telinga mendengar panggilan satpam jika operasi Aluna selesai. "keluarga Aluna". Alhamdulillah, operasinya selesai. Kami diminta ke ruangan operasi untuk menemui dokter. Hatiku belum tenang, semakin berdebar. Sambil menunggu dokter di depan ruang ICCU, aku mengintip. Aluna tertidur, di ujung ruangan. Ahh, jantung hatiku.

Alhamdulillah, operasi berjalan lancar. Pembedahan koreksi hingga penutupan kembali berjalan lancar. Aluna sedang dipantau perkembangan dan kesadarannya. Dibantu doa dan tetap diusahakan oleh tenaga medis lain. Alhamdulillah, ku temui jantung hatiku kembali. Dengan selang dan kabel di sekujur tubuh, dengan pulas Aluna tertidur dibawah pengaruh obat bius. Kuusap rambutnya, kubisikan padanya. "Terima kasih Aluna".


 

Sunday, March 19, 2017

Atrial Septal Defect (part 2)

Tak akan pernah Allah memberikan kesulitan, melebihi kemampuan suatu kaum.

Cek rutin enam bulanan yang harus dilakukan Aluna semakin dekat. Sebelumnya saya dan suami telah sepakat untuk memeriksakan Aluna ke RS Jantung Harapan Kita. Kemudian saya teringat ada seorang kawan di KSR PMI Kota Bogor dulu yang bekerja di RS tersebut. Bulan Nopember 2016 saat itu, saya mencoba menghubunginya dan mencari tau dokter jantung anak terbaik di sana. Athena, teh Atena saya memanggilnya. Atas rekomendasinya, saya dirujuk untuk menemui dr. Poppy S. Roebiono, Sp.JP.

2017 datang, dan kami harus mempersiapkan diri. 14 Januari 2017, kami menemui dr. Poppy. Kami menceritakan riwayat dan hasil pemeriksaan sebelumnya. Karena, pertemuan kali ini kami datang terlalu siang, maka dr. Poppy kembali menjadwalkan pertemuan kami minggu depan (21 Januari 2017).

Pertemuan kedua dan Aluna langsung diminta melakukan echocardiogram oleh dr. Poppy. Selama echo, Aluna tidur pulas dan dr. Poppy pun tidak mengatakan apapun saat pemeriksaan.
Setelah dilakukan echo, Aluna dipanggil kembali untuk menemui dr. Dan di sini saya terkaget, saat baru masuk ruangan dr. Poppy langsung berucap "ini harus operasi!". Ya Allah, runtuh harapan kami Aluna dapat sehat tanpa tindakan. Kemudian dokter menjelaskan alasannya. Berdasarkan  hasil echo yang dilakukan, Aluna mengalamin ASD Sekundum yang saat ini sudah sebesar 6 mm dan bukan hanya itu ternyata ada anomali pada pembuluh darahnya, yang seharusnya menyalurkan darah dari paru ke jantung kiri untuk disalurkan ke seluruh tubuh harus kembali lagi ke bilik kanan, sehingga kerja jantung sebelah kanan mejadi double dan lebih berat. Nah hal ini yang menyebabkan adanya tekanan pembuluh ke paru paru. 

Dan kami langsung dirujuk ke dokter bedah jantung oleh dr. Poppy untuk mengetahui detail dan jadwal operasi lebih lanjut.

Ahhh, seketika saya galau. Oh iya, saat itu saya datang bersama Aluna dan ibu saya, karena suami harus kembali bekerja. Saya takut dan bingung, tapi saya harus memperlihatkan 'semua baik baik' ke ibu saya, mertua saya, dan suami saya hingga Ia kembali pulang. Seminggu ini rasanya berat, menanggung rasa sedih seorang diri.

Setelah suami saya pulang, saya jujur menceritakan hasil kontrol minggu lalu. Reaksinya? Tak kalah kalang kabut. Malahan lebih tak terkontrol. Kami seperti menolak semua diagnosis, dengan sedikit emosi kami mencoba mencari dokter jantung anak di rumah sakit lain.

Hingga tiba tanggal dimana kami telah dijadwalkan bertemu dengan dokter bedah Aluna, kami belum mendapat jadwal lain dengan dokter di rs lain. Akhirnya pagi itu, kami menemui dr. Budi Rahmat, Sp.BTKV.  Hasilnya? Sama dengan dr. Poppy. Akhirnya kami pasrah, Aluna memang harus operasi.

Jadwal operasi telah ditentukan, tapi karena kami ingin pembedahan Aluna dilakukan oleh dokter bedah pilihan kami, sehingga jadwalpun berubah menjadi tanggal 25 February 2017. Dan Aluna dioperasi oleh dr. Dicky Fachri, Sp.BTKV.

Aluna, 1st Birthday


Rabbii hablii minash shoolihiiin [QS: as Shafaat:100]

Ya Tuhanku, anugerahkan kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang orang yang sholeh.



Alhamdulillah, satu tahun sudah Aluna dititipkan pada kami setelah dilahirkan. Senang rasanya. Rumah jadi ramai oleh canda dan tangisnya. Perasaan dibutuhkan olehnya. Ahhh, ternyata ini rasanya punya anak.

Perayaan ulang tahun Aluna? Ahhh, awalnya kami merencanakan untuk merayakan ulang tahun Aluna di Panti Asuhan, mengajak anak anak panti untuk berdoa dan makan siang bersama. Namun, ternyata mendekati hari itu kami dikejutkan dengan diagnosis dokter yang ternyata mengharuskan Aluna untuk dioperasi. Akhirnya semua rencana yang kami angankan menguap begitu saja. Rasa kecewa, sedih, takut semua berlomba muncul, hingga tak ada apapun yang ingin kami lakukan.

Akhirnya tanggal 31 Januari 2017 datang, 1 tahun Aluna tak ada apapun yang kami (saya dan suami) lakukan. Saya tetap kerja seperti biasa, suamipun demikian.
Karena sedih dengan keadaan seperti ini, akhirnya mbah uti, mbah kakung dan nyai berinisiatif merayakan ultah Aluna dengan membuat nasi tumpeng dan dinyanyikan bersama Aluna.
Hehehehehe, saya jadi merasa sedih melihat video yang dikirimkan mama.

Keesokannya, setelah ditegur mama karena telah berucap mau makan bersama di Panti, maka harus dilakukan. Akhirnya, hasil rebugan dengan suami, kami akan merayakan ultah Aluna. Bagaimana proses dan acaranya, suami serahkan pada saya. Lalu dia? Support dana ya pihhh.

Segera saya mencari Panti Asuhan di Bogor yang, satu tidak terlalu jauh dengan rumah kami, kedua memiliki anak asuh yang cukup banyak( biar ramai maksudnya, karena kami memang tidak mengundang siapapun lagi). Akhirnya setelah browsing dan bertanya tanya, kami putuskan Panti Yatim Alqi lokasi perayaan ultah Aluna nanti. Lokasinya di Ciparigi yang dekat dengan rumah kami dan memiliki 40 an anak asuh.

Tanggal telah ditentukan, 12 Februari. Lalu saya mulai mencari cari dan menyiapkan hampers yang akan diberikan nanti. Alat tulis yang saya beli di pasar Asemka, makanan ringan, kotak makan siang dari mcD (ini emaknya emang ga mau repot banget).
And, today is the day. Telat hampir 2 minggu ya nduuk, ini bukan buat merayakan sebenarnya. Kami ingin minta doa melalui adik adik di Panti Asuhan untuk kesembuhan, keselamatan dan kelancaran operasi Aluna. Semoga melalui doa adik adik tersebut, Allah dapat mengijabah.