Sunday, March 19, 2017

Atrial Septal Defect (part 2)

Tak akan pernah Allah memberikan kesulitan, melebihi kemampuan suatu kaum.

Cek rutin enam bulanan yang harus dilakukan Aluna semakin dekat. Sebelumnya saya dan suami telah sepakat untuk memeriksakan Aluna ke RS Jantung Harapan Kita. Kemudian saya teringat ada seorang kawan di KSR PMI Kota Bogor dulu yang bekerja di RS tersebut. Bulan Nopember 2016 saat itu, saya mencoba menghubunginya dan mencari tau dokter jantung anak terbaik di sana. Athena, teh Atena saya memanggilnya. Atas rekomendasinya, saya dirujuk untuk menemui dr. Poppy S. Roebiono, Sp.JP.

2017 datang, dan kami harus mempersiapkan diri. 14 Januari 2017, kami menemui dr. Poppy. Kami menceritakan riwayat dan hasil pemeriksaan sebelumnya. Karena, pertemuan kali ini kami datang terlalu siang, maka dr. Poppy kembali menjadwalkan pertemuan kami minggu depan (21 Januari 2017).

Pertemuan kedua dan Aluna langsung diminta melakukan echocardiogram oleh dr. Poppy. Selama echo, Aluna tidur pulas dan dr. Poppy pun tidak mengatakan apapun saat pemeriksaan.
Setelah dilakukan echo, Aluna dipanggil kembali untuk menemui dr. Dan di sini saya terkaget, saat baru masuk ruangan dr. Poppy langsung berucap "ini harus operasi!". Ya Allah, runtuh harapan kami Aluna dapat sehat tanpa tindakan. Kemudian dokter menjelaskan alasannya. Berdasarkan  hasil echo yang dilakukan, Aluna mengalamin ASD Sekundum yang saat ini sudah sebesar 6 mm dan bukan hanya itu ternyata ada anomali pada pembuluh darahnya, yang seharusnya menyalurkan darah dari paru ke jantung kiri untuk disalurkan ke seluruh tubuh harus kembali lagi ke bilik kanan, sehingga kerja jantung sebelah kanan mejadi double dan lebih berat. Nah hal ini yang menyebabkan adanya tekanan pembuluh ke paru paru. 

Dan kami langsung dirujuk ke dokter bedah jantung oleh dr. Poppy untuk mengetahui detail dan jadwal operasi lebih lanjut.

Ahhh, seketika saya galau. Oh iya, saat itu saya datang bersama Aluna dan ibu saya, karena suami harus kembali bekerja. Saya takut dan bingung, tapi saya harus memperlihatkan 'semua baik baik' ke ibu saya, mertua saya, dan suami saya hingga Ia kembali pulang. Seminggu ini rasanya berat, menanggung rasa sedih seorang diri.

Setelah suami saya pulang, saya jujur menceritakan hasil kontrol minggu lalu. Reaksinya? Tak kalah kalang kabut. Malahan lebih tak terkontrol. Kami seperti menolak semua diagnosis, dengan sedikit emosi kami mencoba mencari dokter jantung anak di rumah sakit lain.

Hingga tiba tanggal dimana kami telah dijadwalkan bertemu dengan dokter bedah Aluna, kami belum mendapat jadwal lain dengan dokter di rs lain. Akhirnya pagi itu, kami menemui dr. Budi Rahmat, Sp.BTKV.  Hasilnya? Sama dengan dr. Poppy. Akhirnya kami pasrah, Aluna memang harus operasi.

Jadwal operasi telah ditentukan, tapi karena kami ingin pembedahan Aluna dilakukan oleh dokter bedah pilihan kami, sehingga jadwalpun berubah menjadi tanggal 25 February 2017. Dan Aluna dioperasi oleh dr. Dicky Fachri, Sp.BTKV.