Aku
aku hanya seonggok raga tanpa daya..
tak mampu ungkap, saat resah menyapa..
maka, kata temanku..
kata yang bisu, tercerna jika kau lafal.
(kemudian) kawan senduku, mengupas setiap reguk batinku..
menilik semua ikhwal, hingga lega rasaku..
(kemudian) tak sanggup cela, itu yang kubutuh..
(kemudian) hanya terpasrah menerima semua caciku..
Diamnya (kemudian) menyenangkan hatiku..
hingga tercucur semua rasa dalam gores..
goresku pada (kemudian) |
Kini, buncahku terbagi..
(kemudian) tak lagi harus terluka oleh semua goresku..
akan ku bagi rasaku kini kepada (kemuningmerona)
biar diamku tetap diam, namun diamku tercamkan..